MATEMATIKA
DALAM PENDIDIKAN
Matematika
dapat diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari bilangan dan
bangun serta konsep-konsep yang berkenaan dengan kebenarannya secara logika
dengan menggunakan simbol-simbol yang umum serta aplikasi dalam bidang lainnya.
Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan baik yang
kognitif, afektif, dan kognitif kearah kedewasaan yang sesuai dengan kebenaran
secara logika kita.
Peran
serta pendidikan matematika dalam pendidikan secara keseluruhan sangat luas
tidak hanya berkaitan tentang hal yang teknis dan ilmiah saja. Buktinya bahwa
persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari dapat diuraikan dalam model
matematika sehingga penyelesaiannya lebih cepat dan sederhana. Hal ini sesuai
dengan tujuan pengajaran matematika di sekolah yang tertuang dalam kurikulum
bahwa matematika melatih siswa untuk berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan
mampu menyelesaikan masalah dengan tepat dan singkat serta dapat
dipertanggungjawabkan.
Menurut H. Winter (1972), siswa seharusnya belajar
berargumentasi, mengerti apa yang dibicarakan, memahami lalu dapat
mengabstraksikannya sehingga menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan otak kanan
(otak kiri digunakan untuk menghitung dan otak kanan untuk kreatifitas) untuk
mematematisasikan situasi di sekelilingnya. Sehingga guru harus mampu
berkomunikasi dengan baik dalam kegiatan pembelajaran agar materi atau konsep
yang disampaikan tidak disalahterimakan siswa. Hal ini agar pengajaran
matematika tidak membosankan, menarik, dan menyenangkan bagi siswa.
Sebagian besar yang dipelajari
dalam matematika adalah angka atau bilangan yang secara nyata tidak ada atau
merupakan hasil pemikiran otak manusia. Menurut Cockroft (1982), matematika
sulit dipelajari dan sulit diajarkan karena objek yang dipelajari bersifat
abstrak yaitu angka atau bilangan dan memiliki hirarki yang tegas serta banyak
manipulasi lambang, sehingga Guru harus dapat mengembangkan kualitas pribadi
dan siswanya secara keseluruhan.
Kebenaran dalam matematika adalah
kebenaran secara logika bukan empiris. Pemberian atau penyajian materi
matematika disesuaikan dengan tingkatan pendidikan dan dilakukan secara
terus-menerus mulai dari latihan-latihan soal dan materi yang akan dipelajari
harus memenuhi atau menguasai materi sebelumnya. Dalam matematika penyampaian
materi menggunakan simbol-simbol yang telah disepakati dan dipahami secara umum.
0 Comments:
Posting Komentar