Matematika Adalah Pelajaran yang Diajarkan Sejumlah Guru Killer, Benarkah?

Sebenarnya guru yang mengajar dengan keras, killer dan menakutkan bukan sekarang ini saja  terjadi, sejak dulu sudah ada. Saya merasakan sendiri semasa sekolah SD, SMP dan SMA dulu, apabila muridnya tak bisa menjawab pertanyaan dari guru, mistar panjang sampai patah memukul tangan siswa. Apa lagi kalau pelajaran Matematika, Guru yang mengajar pelajaran tersebut 'killer' semua. Jarang ada yang tampil mengajar dengan muka senyum, tampak selalu sangar dan tidak bersahabat. Senangnya bukan main kalau guru Matematika tidak masuk mengajar. Semua siswa merayakannya di kelas ngobrol dan ngerumpi. Asyik benar suasana kala itu, tapi kalau ada kabar guru matematika siangnya mendadak masuk, suasana jadi mencekam, kegembiraan tadi mendadak senyap.

Saya masih ingat ketika masih SD, dapat pembagian kelas yang wali kelasnya 'Killer'. Ketika hendak naik ke kelas 4, siswa di kelas 3 sebelumnya berjumlah 40 orang, tapi karena wali kelas 4 yang akan belajar nanti 'Killer', kurang dari separuh siswa pindah sekolah setelah naik kelas. Saat itu saya tak ikut pindah dan menikmati belajar dengan 18 siswa di kelas 4 tersebut. Wali kelas 4 dikalangan guru terkenal pintar matematika, cara mengajarnya yang terkenal keras, Ampuh membuat perkalian dan perhitungan bilangan masuk semua ke Otak siswa. Pagi hari, sebelum pelajaran dimulai, semua siswa secara bergiliran maju di depan kelas menghapal perkalian 2 sampai 9. Kalau salah atau tak hapal, Mistar akan 'berbicara', bahkan tangan seorang teman ada yang sampai lecet. Begitu tiap hari sampai semua siswa hapal di luar kepala.

Saat saya bersekolah SMP menyaksikan seorang teman yang dilempar penghapus jidatnya oleh guru matematika karena tak bisa menjawab. Teman saya ketiduran dan langsung dibangunkan oleh pertanyaan guru, karena linglung dan tak bisa menjawab, seketika penghapus yang dipegang guru melayang ke jidat siswa, luka robek dijidatnya, siswa tersebut hanya diam saja, setelah itu teman saya tadi malah ketawa-ketawa kayak gak terjadi apa-apa.
Kupikir kenapa guru Matematika pada kejam semua?, pun ketika saya SMA, saat naik ke kelas 3 kebetulan dapat jurusan IPA. Guru Metematikanya terkenal sangat 'haus darah'. Saat belajar matematika suasana hening, tanpa ada suara sedikit pun, semua menyimak materi yang diajarkan. Pelajar harus konsentrasi, nanti suatu saat guru matematika itu ngasih pertanyaan ke siswa yang ditunjuk, harus tau jawabannya. Kalau tidak, kena tempeleng. Teman saya pernah kena tempeleng karena tak bisa menjawab guru Killer tersebut. kebetulan gigi teman saya sedang goyang saat itu, 'plak' ditempeleng oleh guru, gigi gue langsung copot, mulut saya berdarah. Guru tersebut cemas, teman saya dibawa ke UKS dan diperiksa, guru tersebut masih mendampingi dengan wajah yang tidak killer lagi. Setelah diperiksa gigi teman saya memang copot, dan dia minta maaf ke saya. Setelah kejadian itu, ketika dia mengajar teman saya tak lagi dikasih pertanyaan oleh dia sampai teman saya Lulus sekolah. Saya masih heran, kenapa guru matematika kalau mengajar kok serem, kejam dan menakutkan? Apa karena matematika itu sulit, jadi harus diajarkan dengan penuh ketegangan?

Itu bisa saja, Matematika adalah ilmu pasti jadi harus diajarkan tegas. Tak bisa ditawar-tawar lagi, 2x2=4 tak bisa dirobah atau dikurangi sedikit. Matematika itu sulit jadi harus mempunyai mental yang kuat untuk mempelajari selanjutnya. Kalau tak punya mental nanti mundur di tengah-tengah karena perhitungan matematika itu tak terhingga bilangannya. Matematika juga dasar dari semua pelajaran di muka bumi ini. Jadi kalau salah, penerapan ke pelajaran selanjutnya juga akan salah. Tapi untuk guru matematika yang Killer, itu bisa dirubah. Mengajar tak musti kejam, bisa juga dengan suasana kekeluargaan. Teman saya pintar, tapi karena belajar dengan penuh ketakutan dia jadi gugup dan tak bisa menjawab. Ada juga teman saya yang kalau diajarkan dengan guru yang biasa dan tidak kejam, penuh kekeluargaan malah pelajaran jadi gak masuk, dia malah berleha-leha dan santai saja. Guru tak mungkin mengenal psikologi siswa keseluruhan. Apakah harus mengajar dengan keras atau penuh kelembutan. Jadi harus ambil keputusan salah satunya, itu harus tergantung pelajaran yang akan diajarkan sudah tentunya.

0 Comments:

Posting Komentar