Pembelajaran Matematika Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Guru merupakan sosok yang
dihormati lantaran memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran disekolah. Guru sangat membantu dalam perkembangan peserta didik
untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.ketika orang tua mendaftarkan
anaknya ke sekolah,ketika itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar
anaknya dapat berkembang secara optimal.Minat, bakat, kemampuan, dan
potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.
Dalam hal ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual.
Tugas guru tidak hanya
mengajar, tapi juga mendidik, mengasuh, membimbing, serta membentuk kepribadian
siswa guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia.Permasalahan yang
muncul biasanya banyak terjadi pada diri guru itu sendiri. Seorang guru secara
sadar maupun tidak sadar acap kali sering melakukan kesalahan-kesalahan dalam
proses pembelajarannya. Khususnya dalam proses pembelajaran matematika,
terkadang guru tidak memahami bahwa siswa memiliki keberagaman dalam hal
menangkap materi yang disampaikan.
Akibatnya guru kemudian cuek
dan tidak peduli bagaimana keadaaan psikologis siswa-siswanya, padahal bisa
saja dalam kelas tersebut terdapat siswa yang memiliki kebutuhan khusus. Siswa
yang seperti ini akan merasa terdiskriminasi, kurang termotivasi dan merasa
takut dalam belajar matematika.Matematika merupakan sesuatu substansi yang
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak nyata, dalam sektor
kehidupan, seperti di rumah, di pekerjaan, dan di masyarakat akan selalu
menggunakan matematika.
Misalnya dalam penggunaan uang akan melibatkan konsep dan keterampilan
matematika.
Salah satu contoh kasus di sebuah
sekolah yang mempunyai kesulitan
belajar (learning disabilities).
Salah satu Guru kelas di sekolah tersebut memberikan informasi bahwa anak ini
selalu memperoleh nilai yang rendah dan selalu tertinggal dari teman-temanya
serta menunjukkan tingkah laku yang beda dibandingkan dari siswa lainnya yaitu
sering murung, selalu kebingungan dan tampak kurang gembira setiap mengikuti
pelajaran matematika.
Kenyataan ini memberikan
masukan bahwa sudah semestinya guru sebagai pendidik agar lebih jeli dalam
memperhatikan keadaan siswanya pada saat proses pembelajaran berlangsung
khususnya pada mata pelajaran matematika. Sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang baik bukan hanya bagi siswa yang
normal, tetapi juga siswa yang berkebutuhan khusus.
Menyikapi masalah tersebut,
langkah awal yang bisa dilakukan seorang guru matematika apabila menemukan
salah satu atau beberapa siswanya berkebutuhan khusus ialah dengan mencari
hambatan-hambatan apa saja yang mengakibatkan siswa tersebut mengalami kesulitan
dalam belajar. Hal ini dapat diwujudkan dengan adanya interaksi sosial yang
baik antara guru dan siswa, serta siswa dan siswa. Interaksi sosial tersebut
dapat terbentuk dengan baik jika setiap guru maupun siswa mempunyai sikap atau
kesiapan mental yang baik. Adanya sikap atau kesiapan mental yang baik dari
semua anggota sekolah sangat diperlukan, sehingga dapat terjalinnya hubungan
yang baik di lingkungan sekolah khususnya saat pembelajaran matematika.
Setelah memahami hambatan
belajar siswa tersebut barulah kemudian guru merancang suatu metode
pembelajaran yang bisa melibatkan anak berkebutuhan khusus tersebut untuk aktif
dalam kelas. Berbagai metode pengajaran yang umumnya digunakan oleh guru bagi
anak berkebutuhan khusus yaitu: Communications,
Task Analisis, Direct Instructions, dan Prompts.
0 Comments:
Posting Komentar