Sistem Bilangan Asli
Suatu sistem yang dipelajari dengan
pendekatan aksiomatis dimulai dari sejumlah istilah (term) primitif dan
sejumlah aksioma. Selanjutnya istilah-istilah primitif dengan defenisi
bersama-sama dengan beberapa aksioma diturunkan teorema. Terorema dibuktikan hanya
dengan aksioma-aksioma yang telah dibuktikan sebelumnya atau denagn aturan
dalam logika dan tidak dibenarkan menggunakan terorema-terorema diluar sistem
yang akan dipelajari. Istilah-istilah primitif yang diambil dalam mempelajari
aksiomatis sistem bilangan asli adalah bilangan asli, pengikut(successor) dan
1. Aksioma yang digunakan adalah 5 Aksioma Peano.
a.
Terorema
Peano
1.
Aksioma
1
Aksioma
1 ini menyatakan bahwa sistem yang dipelajari tidak kosong. Sistem yang
dipelajari mempunyai anggota yang disebut 1. Pengikut dari 1 ditulis 1’,
pengikut 1’ adalah (1’)’ ditulis 1’’, pengikut dari 1’’ adalah 1’’’ dan
seterusnya. Sehingga terbentuk bilangan asli : 1, 1’, 1’’, 1’’’,.......... .
Dengan simbol yang lazim digunakan, barisan bilangan tersebut adalah 1, 2, 3,4,
....... .
2.
Aksioma
2
Setiap
bilangan asli n, ada tepat satu bilangan asli yang disebut pengikut n ditulis
n’. Jika 2 bilangan asli maka pengikut-pengikutnya sama pula. Jika
bilangan-bilangan asli m=n, maka m’=n’. Telah dikemukakan diatas bahwa 1 diambil
sebagai istilah primitif, maka 1 bukan pengikut bilanagan asli manapun. Hal ini
dinyatakan sebagai aksioma berikut ini.
3.
Aksioma
3
Untuk
setiap bilangan asli n, maka n’≠1. Dengan kata lain, aksioma 3 dapat dinyatakan
sebagai : tidak ada bilangan asli yang berpengikut 1 atau 1 bukan pengikut dari
bilangan asli maupun, atau tak ada bilangan asli n, sedemikian sehingga n’≠1.
Konvers dari aksioma 2 dinyatakan sebagai aksioma berikut ini.
4.
Aksioma
4
Jika
m dan n bilangan-bilangan asli dan m’=n’, maka m=n. Dengan kata lain aksioma 4
dapat dinyatakan sebagai : Bilangan-bilangan asli yang berbeda tak mungkin
mempunyai pengikut-pengikut yang sama atau ada tepat satu bilangan asli yang
merupakan pengikut suatu bilangan asli yang diketahui. Induksi lengkap atau induksi
matematika yang telah dikenal dan digunakan dinyatakan sebagai aksioma berikut
ini.
5.
Aksioma
5
Jika
S adalah suatu himpunan bilangan asli sedemikian hingga
(i)
1
adalah anggota S, dan
(ii)
Apabila
k anggota S maka k’ anggota S
Maka
S memuat semua bilangan asli. Semua sifat yang telah dikenal dalam sistem
bilangan asli dapat dibuktikan dengan aksioma-aksioma tersebut beserta
defenisi-defenisi yang diberikan. Perhatikam aksioma 4, maka kontra positifnya
pun benar pula.
Teorema 1
Jika m dan n bilangan-bilangan asli
dan m≠n, maka m’≠n’. Dengan menggunakan aksioma –aksioma diatas kita dapat
menurunkan bahwa setiap bilangan asli n, n≠n’.
Teorema 2
Setiap bilangan
asli n, n≠n’
Bukti :
Misalkan S
adalah himpunan bilangan asli n yang memiliki sifat n≠n’.
(i)
Menurut
aksioma 1, karena S himpunan bilangan asli, maka 1 adalah anggota S
(ii)
Ambil
n є S, berarti n≠n’, maka n’≠(n’)’ berarti n’ є S
Dari
(i) dan (ii) menurut aksioma 5, S memuat semua bilangan asli. Dengan kata lain
setiap bilangan asli n berlaku n≠n’.
Aksioma
4
Menyatakan
bahwa ada tepat 1 bilangan asli yang merupakan pengikut suatu bilangan asli
yang diketahui. Apabila setiap bilangan asli kecuali 1 mesti ada bilangan asli
lain, sehingga bilangan asli pertama merupakan pengikut bilangan asli lain itu.
Perhatikan teorema berikut ini.
Teorema
3
Jika
n bilangan asli dan n≠1, maka ada tepat satu bilangan asli m sehingga n=m’.
Bukti
:
Misalkan S adalah himpunan bilangan yang
memuat 1 dan semua bilangan n yang mempunyai m sehingga n=m’.
(i)
1
jelas anggota S
(ii)
Ambil
nєS, berarti ada bilangan asli m sehingga n=m’, maka n dapat juga disebut m’
sehingga karena nєS maka m’єS pula.
Maka
menurut aksioma 5, dari (i) dan (ii) disimpulkan bahwa S memuat semua bilangan
asli. Ini berarti untuk setiap bilangan asli n dengan n≠1, ada bilangan asli m’
sehingga n=m’. Sekarang tinggal membuktikan ketunggalan adanya m’.
Andaikan ada bilanagn asli p denagn p≠m
sehingga n=p’. Karena n=m’ dna m’= p’ maka m=p. Diperoleh kontradiksi denagn
pengandaian bahwa m≠p, maka pengandaian tersebut harus diingkar, berarti m=p,
maka ada tepat satu bilangan m sehingga m’= n
0 Comments:
Posting Komentar