Belajar Matematika Di Usia Dini


Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang mendapatkan perhatian lebih dari kalangan guru, orangtua maupun anak. Selain  itu matematika termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional (UN) masih ditemukan banyak pihak yang memiliki persepsi bahwa matematika adalah pengetahuan terpenting yang harus dikuasai anak. Tetapi dalam kenyataan yang dihadapi saat ini, masih terdapat anak yang belum dibekali kemampuan untuk berprestasi cemerlang di bidang matematika. Seolah-olah mereka dihadapkan pada dua hal yang dilema di satu sisi mereka harus menguasai matematika, di sisi lain merasa lemah untuk belajar matematika. Mungkinkah hal ini, akibat dari sistem pendidikan kita yang salah? Pola pengasuhan orangtua yang keliru? Atau memang potensi matematisnya tidak dikembangkan sejak usia dini? atau jangan-jangan mereka yang tidak mau belajar karena merasa tidak butuh dengan matematika.
Hakikatnya setiap individu itu dalam kehidupannya pasti membutuhkan matematika (meski tingkat sederhana, misal: jual-beli). Pada prinsipnya setiap anak itu dikaruniai kemampuan matematis, yakni memiliki kemampuan mengenal angka sejak dini bahkan sebelum usia sekolah. Anak usia pra-sekolah(belum sekolah) sudah mengerti misalnya banyak dan sedikitnya benda, jumlah saudaranya, dan lain sebagainya. Sekarang tinggal tugas orangtua dan pendidik lah untuk mempertahankan sifat-sifat yang menjadi dasar kecerdasan anak agar bertahan sampai tumbuh dewasa dengan memberikan faktor lingkungan dan stimulasi yang baik untuk merangsang dan mengoptimalkan fungsi otak dan kecerdasan anak.
Berdasarkan pada uraian diatas bahwasanya dalam setiap diri individu ternyata telah terdapat potensi kecerdasan matematis. Oleh karena itu tinggal bagaimana peran kita sebagai orangtua, guru, pendamping agar dapat mengembangkan kecerdasan tersebut sejak usia dini. Harapannya ketika tumbuh dewasa anak-anak tidak lagi kesulitan untuk mencari potensi matematisnya.Tujuan pengenalan matematika pada anak usia dini adalah agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saat nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih komplek.
Pengetahuan tentang matematika sebenarnya sudah diperkenalkan sejak mulai usia lahir sampai 6 tahunan (sejak usia dini). Konsep pembelajaran anak yang berusia dibawah 3 tahun itu bisa ditemukan didalam kegiatan sehari-harinya, semisal anak menuangkan air dari wadah satu ke wadah yang lainnya, diajarkan menghitung manik-manik kecil maupun manik-manik yang berukuran besar. Permainan permainan yang diajarkan dalam berhitung di jalur matematika di anak usia dini diantaranya meliputi dengan bermain pola, bermain klasifikasi, bermain bilangan, bermain ukuran, bermain geometri, bermain estimasi (memperkirakan), bermain statistika.
Dengan demikian, PAUD menjadi sarana efektif untuk menggali dan mengembangan kecerdasan matematis yang dimiliki anak. Tentunya, dengan cara yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan anak. Misalnya, menghitung jumlah kue, jumlah uang, memperlihatkan warna-warni baju, menghitung banyaknya kotak keramik, dll. Dengan berusaha menggali dan mengembangkan kecerdasan matematis anak sejak usia dini, diharapkan ketika masuk jenjang pendidikan selanjutnya, anak tidak lagi merasa kesulitan untuk menerima materi pelajaran matematika.
Adapun juga manfaat permainan matematika pada anak usia dini diantaranya:
  • Membelajarkan anak berdasarkan konsep matematika yang benar.
  • Menghindari ketakutan matematika sejak awal.
  • Membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan bermain, bercerita, dan bernyanyi.
  • Prinsip dan standar matematika sekolah yang dikembangkan oleh kelompok didik memaparkan harapan matematika untuk anak usia dini yang harus di pahami.

0 Comments:

Posting Komentar