Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa

harinugroho96.blogspot.co.id


Kemampuan matematika yang diperlukan untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan, menjadikan penguasaan matematika yang kuat perlu dibina sejak dini. 
Namun, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah masih sering terjadi permasalahan berkaitan dengan kurangnya penguasaan materi matematika. Salah satu penyebab kurangnya penguasaan materi matematika adalah rendahnya minat siswa untuk belajar matematika. Siswa selalu berasumsi bahwa pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang cukup menyulitkan dan tidak menyenangkan.

Upaya perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran matematika bagi siswa telah dilakukan, namun keluhan tentang kesulitan belajar matematika masih sering terdengar. Ruseffendi (1991) mengemukakan bahwa terdapat banyak anak-anak yang setelah belajar matematika bagian yang sederhanapun banyak yang tidak dipahami, banyak konsep yang dipelajari secara keliru, dan matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan banyak memperdayakan. Kesulitan belajar yang timbul ini tidak semata-mata bersumber dari diri siswa, tetapi bisa juga bersumber dari luar diri siswa, misalnya cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru yang tidak atau kurang menarik, sehingga siswa tidak berminat belajar matematika.

Siswa sebagai subjek belajar

Salah satu penyebab kurangnya minat siswa dalam belajar matematika, adalah kegiatan dalam proses pembelajaran matematika yang masih didominasi paradigma mengajar dengan ciri-ciri sebagai berikut: guru aktif  menyampaikan informasi, siswa pasif menerima; peserta didik dipaksa mempelajari apa yang diajarkan pendidik dengan sanksi mendapat hukuman jika tidak mengerjakan tugas, tidak dengan menumbuhkan kesadaran dan kebermaknaan dari proses belajar; siswa sangat bergantung pada guru sehingga kompetensi siswa kurang berkembang; kesempatan untuk melakukan refleksi dan negosiasi melalui interaksi antar siswa, atau dengan guru juga kurang dikembangkan.
Kondisi ini seharusnya diubah dengan menempatkan siswa sebagai subjek yang belajara secara aktif membangun pemahamannya (learning) dengan jalan merangkai pengalaman yang dimiliki dengan pengalaman baru yang dijumpai. 
Suyatno (2009) mengemukakan bahwa pengalaman nyata yang dijumpai dari negara lain menunjukkan, minat dan prestasi siswa dalam bidang matematika meningkat secara drastis pada saat peserta didik dibantu untuk membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lama) yang telah mereka miliki atau mereka kuasai.
Apabila siswa dengan kondisi kurang minat untuk belajar matematika dibiarkan tanpa ada penanganan dari seorang guru, maka yang akan terjadi adalah siswa yang hanya datang dan duduk untuk menerima materi dari guru, namun siswa tersebut merasa tersiksa dan tidak menikmati saat belajar dengan guru. 
Pelajaran matematika yang dirasa sulit, ruwet dan membosankan, akan menjadi pelajaran yang semakin tidak diharapkan oleh siswa. Apabila image ini tetap melekat dihati setiap siswa, maka selamanya matematika akan menjadi pelajaran yang tidak ada maknanya bagi siswa, dan mereka tidak akan pernah berminat untuk bertemu dengan pelajaran matematika. Hal ini akan membuat siswa semakin sulit untuk mencapai hasil kompetensi ketuntasan minimal yang telah ditetapkan (nilai tuntas dalam belajar matematika).

Seorang guru harus mampu membangkitkan minat semua siswa terhadap pelajaran yang diajarkannya. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut, sehingga diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu mata pelajaran, cenderung untuk memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada pelajaran tersebut. Namun apabila pelajaran tersebut tidak menimbulkan rasa senang, maka ia tidak akan memiliki minat pada pelajaran tersebut.
Seorang guru harus dapat merekayasa sistem pembelajaran dengan strategi yang bervariasi dan tentunya melibatkan siswa secara aktif. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik, sehingga siswa dapat merasakan suasana belajar yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat lebih dimaksimalkan. Oleh karena itu, pembelajaran yang dilakukan antara guru dan harus mengacu pada peningkatan aktifitas dan partisipasi siswa. Guru tidak hanya melakukan kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru harus mampu membawa siswa aktif dalam berbagai bentuk belajar, yang dikenal dengan pembelajaran aktif.
Kegiatan aktif siswa dalam proses pembelajaran, merupakan indikasi bahwa siswa memiliki minat dalam belajar. Tumbuhnya minat siswa saat belajar, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki dengan ditunjukkan oleh hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, setiap guru yang berharap terhadap peningkatan hasil belajar siswa, pasti akan berupaya untuk mencari berbagai macam solusi dari permasalahan yang dihadapi khususnya berkaitan dengan permasalahan yang dapat menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut.
Berkaitan dengan kegiatan dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus dapat membangkitkan minat belajar siswanya dengan mengubah proses pembelajaran yang membosankan menjadi pengalaman belajar yang menggairahkan. 
Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat siswa dalam belajar matematika, antara lain sebagai berikut: 1) Sajikan kegiatan belajar yang lebih bervariatif, yaitu pada saat penyampaian materi yang dipelajari haruslah disajikan dengan cara yang menarik dan menimbulkan suasana yang baru, misalkan dalam bentuk permainan, diskusi atau pemberian tugas di luar sekolah sebagai variasi kegiatan belajar;  
2) Sampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan jelas agar dipahami oleh siswa, yaitu setiap siswa akan merasa tertarik dengan materi yang akan dipelajari dengan mengetahui tujuan dari pembelajaran itu; 
3) Perbanyak pengetahuan metode pembelajaran yaitu gunakan variasi metode pembelajaran untuk membawa suasana kelas menjadi menyenangkan; 
4) Beri pemahaman siswa mengenai manfaat berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, dan sampaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi yang dipelajari agar siswa lebih memaknai kegunaan belajar matematika; 
5) Beri kesempatan siswa untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, dan beri selalu penghargaan atas upaya yang dilakukan siswa walaupun hasilnya belum sesuai dengan harapan.
  Apabila pada diri siswa telah tumbuh minat untuk belajar matematika, maka siswa tersebut akan terdorong untuk mempelajari berbagai materi yang disampaikan oleh guru sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum, atau dengan kata lain siswa tersebut akan selalu menyukai pelajaran matematika saat belajar di sekolah, dan siswa akan selalu belajar di rumah untuk lebih menguasai  materi matematika. Sehingga dengan tumbuhnya minat siswa terhadap pelajaran matematika pun akan memperbesar peluang hasil belajar matematikanya menjadi lebih baik.
Siswa yang tadinya tidak paham sama sekali dengan materi-materi yang telah dibahas setidaknya menjadi sedikit paham, dan yang yang telah paham semakin memaknai saat belajar matematika. Semoga kita akan selalu menjadi guru yang selalu berupaya untuk dapat meningkatkan minat siswa belajar matematika dan selalu dapat menciptakan suasana belajar yang membuat siswa menikmati matematika.

0 Comments:

Posting Komentar