Pengembangan media pembelajaran

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN


1.       Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir, menurut Gagne (dalam Sadiman, 2002: 6). Sedangkan menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima  sehingga dapat  merangsang  pikiran,  perasaan,  minat  dan  perhatiasedemikian  rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002: 6). Menurut  Latuheru (dalam Hamdani, 2005: 8) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.



2.      Pengertian Media Pembelajaran Matematika

Media pembelajaran matematika adalah sarana dalam menyajikan, mempelajarai, memahami, dan mempermudah  dalam mempelajari matematika. Matematika bersifaabstrak, bagi  siswa SD dan SMP berpikir secara abstrak mungkin merupakan hal yang sulit. Oleh karena itu, diperlukan alat yang dapat membantu siswa membayangkan hal yang abstrak melalui benda  konkret. Media pembelajaran matematika bisa berupa alat peraga, tayangan, software, dan sebagainya. Media pembelajaran tidak selalu berbentuk alat peraga. Papan tulis bisa menjadi media pembelajaran utama untuk menjelaskan beberapa pokok bahas


Agar   media   pembelajara menjadi   efektif   da efisien   serta   dapat digunakan dalam jangka panjang, dibutuhkan beberapa pertimbangan dalam membuatnya yaitu sebagai berikut:
a.       Local Material (bahan-bahan mudah didapat)
b.      Proses pembuatan hendaknya menggunakan alat yang tepat agar hasilnya akurat
c.       Mudah untuk dibuat oleh sendiri
d.      Efisien dalam menggunakan bahan
e.       Terdapat petunjuk penggunaan
f.       Mudah digunakan, baik oleh guru, siswa, dan orang lain yang membutuhkannya
g.      Dapat membantu memahami materi
h.      Tidak berbahaya
i.        Tampilanya menarik
j.        Tahan lama
k.      Bernilai jual (Opsional)


Dari beberapa penjelasan di atas, kita ketahui bahwa Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa.
Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien.



3.       Pengembangan Media Pembelajaran

Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian.  Sementara  itu,  dalam  rangka  melakukan  desain  atau  rancangan pengembangan program media.
Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut:

1)            Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa

Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan siswa dapat melakukan sholat dengan baik dan benar, sementara mereka baru bisa takbir saja, maka perlu dilakukan latihan untuk ruku, sujud, dan seterusnya


Setelah kita menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu menganalisis karakteristik siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa dengan tes atau dengan yang lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan cara  mengenalisa topik-topik  materi  ajar  yang  dipandang sulit  dakarenanya memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan ranah  tujuan  pembelajaran  yang  hendak  dicapai,  termasuk  rangsangan  indera mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam).


2)            Merumuskan  tujuan  intruksional  (Instructional  objectivedengan operasional dan khas
Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita. Tujuan dapat memberikan arah tindakan yang kita lakukan. Dalam proses belajar mengajar,  tujuan  instruksional  merupakafaktor  yang sangapenting.  Tujuan dapat  memberikan  arah  kemana  siswa  akan  pergi,  bagaimana  ia  harus  pergi kesana, dan bagaimana ia tahu bahwa telah sampai ke tempat tujuan. Tujuan ini merupakan pernyataan yang menunjukkan perilaku yang harus dapat dilakukan siswa setelah ia mengikuti proses instruksional tertentu.
Untuk  dapat  merumuskan  tujuainstruksional  dengabaik,  ada beberapa ketentuan yang harus diingat, yaitu:
a.        Tujuan instruksional harus berorientasi kepada siswa. Artinya tujuan instruksional itu benar-benar harus menyatakan adanya prilaku siswa yang dapat dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar dilakukan.
b.       Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya kata kerja itu menunjukkan suatu prilaku/perbuatan yang dapat diamati atau diukur.
3)            Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya
tujuan
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit kepada yang abstrak.


4)            Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
                        Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum  naskah  program  ditulis.  Dan  alat  pengukur  ini  harus  dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk alat pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau checklist prilaku.



Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika melakukan tes uji coba dari program media yang dikembangkannya. Misalkan alat pengukurnya tes, maka siswa nanti akan diminta mengerjakan materi tes tersebut. Kemudian dilihat bagaimana hasilnya. Apakah siswa menunjukkan penguasaan materi yang baik atau tidak dari efek media yang digunakannya atau dari materi yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak maka dimanakah letak kekurangannya. Dengan demikian, maka siswa dimintai tanggapan tentang media tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas penyajiannya.


5)            Menulis naskah media
Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan  yang  merupaka penjabaran  dari  pokok-pokok  materi  yang  telah disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Karena naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus direkam. Dalam teknis penulisannya, naskah tersebut dilakukan melalui tahapan-tahapan.
Tahapan dalam pembuatan atau penulisan naskah adalah berawal dari adany ide   da gagasa yang   disesuaikan   denga tujua pembelajaran. selanjutnya pengumpulan data dan informasi, penulisan sinopsis dan treatment, penulisan naskah, pengkajian naskah atau revisi naskah, revisi naskah  sampai naskah siap diproduksi.
Ada beberapa macam bentuk naskah program media, namun pada prinsipnya mempunyai  maksud yang sama, yaitu sebagai penuntun dan usaha memproduksi media pembelajaran. Naskah program media terdiri dari urutan gambar, caption atau grafis yang perlu diambil dengan alat kamera dan suara atau bunyi yang diambil dengan alat perekam suara. Lembaran naskah tersebut dibagi menjadi dua kolom, di sebelah kiri terdiri dari gambar, caption atau grafis. Sedangkan di sebelah kanan berisi narasi atau percakapan yang dibaca narator atau pelaku, dan suara lain yang diperlukan.


6)            Mengadakan penilaian (evaluasi media) dan revisi
Penilaian media adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut. Sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak



merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini tentu saja tidak dikatakan baik.
Evalusi media pembelajaran adalah suatu tindakan proses atau kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk menentukan nilai dari segala media atau alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah media  yang dibuat tersebut dapat mencapai  tujuan- tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
Dalam  melakukan  evaluasi  terhadap  media  pembelajaran,  pertanyaan pokok yang sering muncul adalah apa yang harus dievaluasi. Ini berarti, setiap evaluator untuk melihat kembali fungsi dan prinsip penggunaan media.
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis perlu  dipertibangkan.  Sebab  aspek  psikologis  inilah  yang  membuat  orang memiliki gaya belajar berbeda. Menurut Michael Gardner ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), gaya belajar audiotorial (belajar dengan cara mendengar) dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).
Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau melalui kelompok kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya dengan menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.
Apabila dikaitkan dengan tujuan evaluasi sebagaimana yang telah dikemukakan, maka ada berbagai jenis evualuasi terhadap media pembelajaran. Berdasarkan prosesnya, evaluasi media ini terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektifitas dan efisien bahan-bahan pembelajaran (dalam hal ini medianya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien.
Dalam bentuk finalnya, setelah media tersebut diperbaiki dan disempurnakan, maka data akan dikumpulkan untuk menentukan apakah media tersebut patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau media tersebut benar- benar efektif seperti yang dilaporkan. Jenis evaluasi inilah yang kemudian disebut dengan evaluasi sumatif.
Ada 3 tahapan dalam mengevaluasi atau menilai suatu media pembelajaran diantaranya adalah :

a.       Evaluasi satu lawan Satu
Pada tahap ini seorang designer memiilih beberapa orang siswa (tidak lebih dari tiga orang) yang dapat mewakili populasi target dari media yang dibuat. Sajikan media tersebut kepada mereka secara individual. Kalau media itu didesain



untuk belajar mandiri, biarkan siswa mempelajarinya, sementara pengembang (developer) mengamatinya. Kedua orang siswa yang telah dipilih tersebut hendaknya satu orang dari populasi target yang berkemampuan yang umumnya sedikit di bawah rata-rata dan satu orang lagi diatas rata-rata. Dengan kata lain, dalam menentukan kelompok ini variasi kemampuan akademis populasi target dipertimbangkan.


b.      Evaluasi kelompok kecil
Pada tahap ini media perlu dicobakan kepada 10-12 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Jumlah 10 merupakan jumlah minimal, sebab kalau kurang dari jumlah tersebut data yang diperoleh kurang dapat menggambarkan populasi target. Sabaliknya jika lebih dari 12, data atau informasi melebihi yang diperlukan, akbibatnya kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam kelompok kecil. Siswa  yang dipilih  dalam  kegiatan  ini  hendaknya  mencerminkan  karakteristik populasi.Usahakan sampel tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai, sedang, dan pandai, laki-laki dan perempuan, berbagai usia dan latar belakang.


c.        Evaluasi Lapangan
Evaluasi lapangan adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu dilakukan. Evaluasi lapangan diusahakan situasinya semirip mungkin dengan situasi sebenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi di atas tentulah media yang dibuat sudah mendekatki kesempurnaan. Namun dengan hal itu masih harus dibuktikan. Melalui evaluasi lapangan inilah, kebolehan media yang kita buat itu diuji. Dalam melakukan evaluasi lapangan seorang designer memilih sekitar 30 orang  siswa  sambil  memperhatikan  beragam  karakteristik  seperti  kepandaian, kelas sosial, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan lain sebagainya sesuai dengan karakteristik sasaran.
Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media tersebut siap untuk diproduksi. akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan produksi ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada beberapa kekurangan dari aspek materi  atau  kualitas  sajian  mediany(gambar  atau  suara)  maka  dalam  kasus seperti ini dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang dianggap kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari media yang dibuat, sehingga para penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan melalui media tersebut.








4.       Contoh Media Pembelajaran

1.      Media Pembelajaran Alat Peraga

a.       Pengertian Alat Peraga
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Alat peraga adalah alat bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik.

Menurut Sudjana (2009) bahwa Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.

Menurut  Sumad  (1972),  Alat  peraga  adalah  alat  untuk  memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera.

b.      Tujuan Alat Peraga
Berikut ini beberapa tujuan alat peraga sebagai berikut:
·         Alat peraga pendidika bertujuan agar proses pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar siswa.
·         Alat peraga pendidikan  memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing individu.
·         Alat  peraga  pendidikan  memiliki  tujuan  agar  belajar  lebih  cepat  dan teratur.

c.       Manfaat Alat Peraga
Berikut ini adalah manfaat dari penggunaan alat peraga antara lain sebagai berikut:

·         Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
·          Mencapai sasaran yang lebih banyak.
·         Membantu dalam mengatasi berbagai hambatan dalam proses pendidikan.
·         Merangsang       masyarakat       atau       sasaran       pendidikan       untuk mengimplementasikan atau melaksanakan pesan-pesan kesehatan atau pesan pendidikan yang disampaikan.
·         Membantu  sasaran  pendidikan  untuk  belajar  dengan  cepat  dan  belajar lebih banyak materi atau bahan yang disampaikan.
·         Merangsang  sasaran  pendidikan  untuk  dapat  meneruskan  pesan-pesan yang disampaikan pemateri kepada orang lain.
·         Mempermudah penyampaian bahan atau materi pendidikan atau informasi oleh para pendidik atau pelaku pendidikan.


·         Mempermudah  penerimaan  informasi  oleh  sasaran  pendidikan.  Seperti diuraikan di atas, bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui panca indera.

2.      Media Pembelajaran Microsoft Powerpoint
a.       Pengertian Microsoft Powerpoint
Microsoft  Powerpoint  adalah  sebuah  program  aplikasi  Microsoft  Office yang berguna sebagai media presentasi dengan menggunakan beberapa slide. Aplikasi ini sangat digemari dan banyak digunakan dari berbagai kalangan baik itu pelajar, perkantoran dan bisnis, pendidik, dan trainer.

Kehadiran powerpoint membuat sebuah presentasi berjalan lebih mudah dengan dukungan fitur yang sangat menarik dan canggih. Fitur template atau desain juga akan mempecantik sebuah presentasi powerpoint.

b.      Fungsi dan Kegunaan Microsoft Power Point
Kegunaan atau fungsi dari Ms. Powerpoint adalah sebagai berikut
·         Sarana untuk mempermudah sebuah presentasi.
·         Membuat sebuah presentasi berbentuk softcopy sehingga dapat diakses oleh berbagai perangkat komputer.
·         Membuat presentasi dalam bentuk slide yang menarik dan cantik dengan dukungan fitur audio, video, gambar dan animasi serta template atau desain yang akan dipergunakan.
·         Mempermudah dalam membuat, mengatur dan mencetak berbagai slide.


3.      Media Pembelajaran Microsoft Powerpoint
a.       Pengertian Applet
Applet adalah sebuah program kecil yang ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman Java, yang diakses melalui halaman Web dan dapat didownload  ke  dalam  mesin  klien  yang  kemudian  menjalankannya  di  dalam jendela penjelajah web. Java applet secara dinamis dapat menambahkan beberapa fungsi kepada halaman-halaman web yang bersifat statis.

b.      Fungsi dan Kegunaan Applet
Kegunaan atau fungsi dari permainan Applet adalah sebagai berikut
·         Melatih minat dan kreatifitas siswa.
·         Membuat  proses  pembelajaran  matematika  yang  menyenangkan  serta menghibur.
·         Menambah     ilmu     pengetahuan     dan     teknologi     serta     mampu mengoperasikannya.




4.      Media Video Pembelajaran

a.       Pengertian Video Pembelajaran
Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran.


b.      Karakteristik Media Video Pembelajaran
Menurut Cheppy Riyana (2007:8-11) untuk menghasilkan video pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya maka pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dan kriterianya. Karakteristik video pembelajaran yaitu:


1.        Clarity of Massage (kejalasan pesan)
Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi.


2.        Stand Alone (berdiri sendiri).
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.


3.        User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya).
Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.


4.        Representasi Isi
Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sain dapat dibuat menjadi media video.






5.        Visualisasi dengan media
Materi  dikemas  secara  multimedia  terdapat  didalamnya  teks,  animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinggi.


6.        Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi
Tampilan  berupa  grafis  media  video  dibuat  dengan  teknologi  rakayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech system komputer.


7.        Dapat digunakan secara klasikal atau individual
Video  pembelajaran  dapat  digunakan  oleh  para  siswa  secara  individual, tidak  hanya dalam setting sekolah,  tetapi  juga  dirumah.  Dapat  pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bisa dapat dipandu oleh guratacukup  mendengarkan  uraian narasi  dari  narator  yang telah  tersedia dalam program


c.       Manfaat Menggunakan Video Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal sangatlah perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Adapun manfaat  penggunaan  media  video  pada  proses  pembelajaran  adalah  sebagai berikut:
1.        Sangat  membantu  tenaga  pengajar  dalam  mencapai  efektifitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran yang mayoritas praktek.
2.        Memaksimalkan  pencapaian  tujuan  pembelajaran  dalam  waktu yang singkat.
3.        Dapat merangsang minat belajar peserta didik untuk lebih mandiri.
4.        Peserta didik dapat berdiskusi atau minta penjelasan kepada teman sekelasnya.
5.        Peserta didik dapat belajar untuk lebih berkonsentrasi.
6.        Daya nalar Peserta didik lebih terfokus dan lebih kompeten.
7.        Peserta     didik     menjadi     aktif     dan     termotivasi     untuk mempraktekan  latihan-latihan.
8.        Hal-hal      yang      bersifat      abstrak      dapat      dikonkreatka


0 Comments:

Posting Komentar