Metode pembelajaran matematika
adalah cara untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika. Penggunaan metode
yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Penggunaan
metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran matematika. Beberapa metode yang dapat dipilih guru matematika
adalah metode ceramah, ekspositori, demonstrasi, tanya jawab, penugasan,
eksperimen, drill dan latihan, penemuan inquiry, permainan dan pemecahan
masalah. Berikut akan kita bahas penjelasannya satu persatu.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah dalam pembelajaran matematika
adalah suatu cara penyampaian bahan/ materi matematika kepada peserta didik
melalui komunikasi lisan oleh pendidik di dalam kelas. Metode ceramah ini
berpusat pada guru, guru berperan penting didalam kelas dan siswa hanya
dijadikan sebagai objek. Gambaran metode ceramah
dalam pembelajaran matematika Guru memberikan defenisi dan pembuktian rumus.
Pembuktian rumus dilakukan sendiri oleh guru. Diberitahukannya apa yang harus
dilerjakan dan bagaimana menyimpulkannya. Contoh-comtoh soal yang diberikan dan
dikerjakan sengiri oleh guru dan diikuti lansung oleh siswa.
2. Metode Ekspositori
Metode ekspositori sama seperti
metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai pemberi
informasi (bahan pelajaran). Tetapi pada metode ekspositori Dalam
metode ini peran serta guru sudah berkurang karena informasi diberikan guru
saat penyampaian lisan sedangkan pengolahan informasi lanjutan dikembangkan
siswa. Siswa bisa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan-pengetahuan yang
di transfer oleh guru. Pada metode ekspositori siswa belajar lebih aktif
daripada metode ceramah. Murid mengerjakan latihan soal sendiri, mungkin juga
dilakukan sambil bertanya dan mengerjakannya bersama dengan temannya, atau
disuruh membuatnya di papan tulis.
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi
adalah metode penyajian pembelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu baik sebenarnya
atau hanya sekedar tiruan-tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Melalui
metode demonstrasi, guru dapat memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau
cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Metode ini dapat membuat pelajaran
lebih jelas dan konkrit sehingga dapat menghindarkan verbalisme. Proses pembelajaran akan lebih menarik. Sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami apa
yang dipelajari. Dengan metode ini masalah-masalah yang
timbul dalam hati siswa dapat terjawab,siswa dirancang untuk aktif mengamati,
menyesuaikan teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
4. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab
adalah cara pembelajaran matematika dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab,terutama dari guru kepada siswa tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru. Dalam metode tanya jawab, pertanyaan dapat digunakan untuk merangsang
keaktifan dan kreativitas berpikir siswa / peserta didik. Karena itu, mereka
harus didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Dengan Metode tanya jawab guru dapat
mengetahui sampai sejauh mana penguasaan siswa tentang apa yang sedang atau
telah dipelajri. Dengan demikian dapat pula dijadikan sebagai bahan instropeksi
bagi guru dalam hal cara belajar yang telah dilakukannya.
5. Metode Penugasan
Metode ini biasa disebut dengan
metode tugas. Pada metode ini guru memberikan seperangkat tugas yang harus
dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok. Tugas
yang paling sering diberikan dalam pengajaran matematika adalah pekerjaan rumah
yang diartikan sebagai latihan menyelesaikan soal-soal. Kecuali ini, dapat pula
menyuruh murid mempelajari lebih dulu topik yang akan dibahas. Metode tugas
mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya pertanggungjawaban dari murid.
Tugas ini dapat berbentuk suruhan-suruhan guru seperti contoh-contoh di atas.
Tetapi dapat pula timbul atas insiatif murid setelah disetujui oleh guru.
6. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan suatu
bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-benda,
bahan-bahan, dan peralatan laboratorium, baik secara perorangan maupun
kelompok. Eksperimen merupakan situasi pemecahan masalah yang di dalamnya
berlangsung pengujian suatu hipotesis, dan terdapat variabel-variabel yang
dikontrol secara ketat. Hal yang diteliti dalam suatu eksperimen adalah pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel yang lain
7. Metode Drill dan Metode Latihan
Metode drill
mengutamakan kemampuan untuk menghafal fakta-fakta matematika sedangkan metode
latihan yaitu dapat menyelesaikan persoalan dengan cepat dengan menggunakan alat
bantu. Latihan diperlukan agar siswa terampil menyelesaikan soal-soal yang
pengertian dan prosedur penyelesaiannya sudah dipahami.
8. Metode Penemuan (Discovery)
Metode penemuan dalam pembelajaran matematika
adalah metode pembelajaran matematika dimana siswa dituntut untuk menemukan
hal-hal yang baru seperti konsep, teorema, rumus, pola dan aturan matematika. Penemuan
(discovery) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung.
Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil
belajar. Metode ini dapat menjadikan Siswa aktif dlam
kegiatan belajar, sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan
hasil akhir, smengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh
dengan cara ini lebih lama di ingat dan akan lebih mampu mentransfer
pengetahuannya ke berbagai konteks.
9. Metode Inquiri
Metode inkuiri adalah metode
mengajar yang paling mirip dengan metode penemuan.
Beberapa perbedaannya adalah sebagai
berikut:
·
Mengajar dengan penemuan biasanya dilakukan dengan
ekspository dalam kelompok-kelompok kecil (di laboratorium, bengkel, atau
kelas). Sebenarnya mengajar dengan metode inkuiri dapat dilakukan dengan
ekspositori, kelompok, dan secara sendiri-sendiri.
·
Dalam metode penemuan hasil akhir yang harus ditemukan
siswa merupakan sesuatu yang baru bagi dirinya, namun sudah diketahui oleh
guru. Sedangkan dalam metode inkuiri hal baru itu juga belum diketahui oleh
guru. Dalam metode inkuiri selain sebagai pengarah dan pembimbing, guru menjadi
sumber informasi data yang diperlukan. Siswa masih harus mengumpulkan informasi
tambahan, membuat hipotesis, dan mengujinya.
Pada metode inkuiri proses-prosenya
lebih luas daripada discovery. Inkuiri mengandung proses-proses mental yang tingkatannya
lebih tinggi daripada discovery seperti merumuskan problema, membuat hipotesis,
mendesain eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis
data serta menarik kesimpulan. Salah satu tujuan mengajar dengan inkuiri adalah
agar siswa tahu dan mampu mentransfer pengetahuan kedalam situasi lain.
Metode ini terdiri dari 4 tahap
yaitu:
1.
Guru meransang siswa dengan pertanyaan, masalah,
permainan dan teka-teki.
2.
Sebagai jawaban atas yang diterimanya, siswa
menentukan prosedur mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang
diperlukannya untuk memecahkan pertanyaan, pernyataan, dan masalah.
3.
Siswa
menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inkuiri yang baru dilaksanakan.
4.
Siswa menganalisis metode inkuiri dan prosedur yang
ditemukan untuk dijadikan metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain.
10. Metode Permainan
Metode Permainan matematika adalah
suatu kegiatan yang menggembirakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan
instruksional pengamatan matematika. Tujuan ini dapat menyangkut aspek
kognitif, psikomotor, dan afektif. Walaupun permainan matematika menyenangkan,
penggunaannya harus dibatasi. Barangkali sekali-kali dapat juga diberikan untuk
mengisi waktu, mengubah suasana yang tegang / “tekanan tinggi”, menimbulkan
minat, dan sejenisnya. Seharusnya direncanakan dengan tujuan instruksional yang
jelas, tepat penggunaannya, dan tepat pula waktunya
0 Comments:
Posting Komentar