Penemu Matematika dan Awal
Perkembangan Matematika di Dunia
Penemu matematika untuk pertama kalinya belum bisa dipastikan
sampai saat ini. Namun untuk pertama kalinya matematikawan pertama yang
merumuskan teorema atau proposisi adalah Thales (624-550 SM). Merujuk pada
pemastian atas penemu matematika yang sebenarnya, sehingga terjadi beberapa pangkajian atas sejarah
dari terbentuknya matematika. Cabang pengkajian yang dikenal sebagai sejarah
matematika adalah penyelidikan terhadap asal mula penemuan di dalam matematika
dan sedikit perluasannya, penyelidikan terhadap metode dan notasi matematika
pada masa silam.
Sebelum zaman modern dan
penyebaran ilmu pengetahuan ke seluruh dunia, contoh-contoh tertulis dari
pengembangan matematika telah mengalami kemilau hanya di beberapa tempat.
Tulisan matematika terkuno yang telah ditemukan adalah Plimpton 322 (matematika
Babilonia sekitar 1900 SM), Lembaran Matematika Rhind (Matematika Mesir sekitar
2000-1800 SM) dan Lembaran Matematika Moskwa (matematika Mesir sekitar 1890
SM). Semua tulisan itu membahas teorema yang umum dikenal sebagai teorema
Pythagoras, yang tampaknya menjadi pengembangan matematika tertua dan paling
tersebar luas setelah aritmetika dasar dan geometri.
Awal Perkembangan Matematika
dari para Penemu Matematika di Dunia
Matematika Cina membuat
sumbangan dini, termasuk notasi posisional. Sistem bilangan Hindu-Arab dan
aturan penggunaan operasinya, digunakan hingga kini, mungkin dikembangakan
melalui kuliah pada milenium pertama Masehi di dalam matematika India dan telah
diteruskan ke Barat melalui matematika Islam. Matematika Islam, pada
gilirannya, mengembangkan dan memperluas pengetahuan matematika ke peradaban
ini. Banyak naskah berbahasa Yunani dan Arab tentang matematika kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, yang mengarah pada pengembangan matematika
lebih jauh lagi di Zaman Pertengahan Eropa.
Dari zaman kuno melalui Zaman
Pertengahan, ledakan kreativitas matematika seringkali diikuti oleh abad-abad
kemandekan. Bermula pada abad Renaisans Italia pada abad ke-16, pengembangan
matematika baru, berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru, dibuat pada pertumbuhan
eksponensial yang berlanjut hingga kini.
Asal mula pemikiran dari penemu matematika terletak di dalam konsep bilangan, besaran, dan bangun. Pengkajian
modern terhadap fosil binatang menunjukkan bahwa konsep ini tidak berlaku unik
bagi manusia. Konsep ini mungkin juga menjadi bagian sehari-hari di dalam
kawanan pemburu. Bahwa konsep bilangan berkembang tahap demi tahap seiring
waktu adalah bukti di beberapa bahasa zaman kini mengawetkan perbedaan antara
"satu", "dua", dan "banyak", tetapi bilangan yang
lebih dari dua tidaklah demikian.
Benda matematika tertua yang
sudah diketahui adalah tulang Lebombo, ditemukan di pegunungan Lebombo di
Swaziland dan mungkin berasal dari tahun 35000 SM. Tulang ini berisi 29 torehan
yang berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang fibula baboon. Terdapat bukti
bahwa kaum perempuan biasa menghitung untuk mengingat siklus haid mereka; 28
sampai 30 goresan pada tulang atau batu, diikuti dengan tanda yang berbeda.
Juga artefak prasejarah ditemukan di Afrika dan Perancis, dari tahun 35.000 SM
dan berumur 20.000 tahun, menunjukkan upaya dini untuk menghitung waktu.
Tulang Ishango, ditemukan di
dekat batang air Sungai Nil (timur laut Kongo), berisi sederetan tanda lidi
yang digoreskan di tiga lajur memanjang pada tulang itu. Tafsiran umum adalah
bahwa tulang Ishango menunjukkan peragaan terkuno yang sudah diketahui tentang
barisan bilangan prima atau kalender lunar enam bulan. Periode Predinastik
Mesir dari milenium ke-5 SM, secara grafis menampilkan rancangan-rancangan
geometris. Telah diakui bahwa bangunan megalit di Inggris dan Skotlandia, dari
milenium ke-3 SM, menggabungkan gagasan-gagasan geometri seperti lingkaran,
elips, dan tripel Pythagoras di dalam rancangan mereka.
1. Matematika Babilonia
Matematika Babilonia merujuk
pada seluruh matematika yang dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia (kini Iraq)
sejak permulaan Sumeria hingga permulaan peradaban helenistik. Dinamai
"Matematika Babilonia" karena peran utama kawasan Babilonia sebagai
tempat untuk belajar. Pada zaman peradaban helenistik Matematika Babilonia
berpadu dengan Matematika Yunani dan Mesir untuk membangkitkan Matematika
Yunani. Kemudian di bawah Kekhalifahan Islam, Mesopotamia, terkhusus Baghdad,
sekali lagi menjadi pusat penting pengkajian Matematika Islam.
Bertentangan dengan langkanya
sumber penemu Matematika di Mesir, pengetahuan Matematika Babilonia diturunkan
dari lebih daripada 400 lempengan tanah liat yang digali sejak 1850-an. Ditulis
di dalam tulisan paku, lempengan ditulisi ketika tanah liat masih basah, dan
dibakar di dalam tungku atau dijemur di bawah terik matahari. Beberapa di
antaranya adalah karya rumahan.
2. Matematika Mesir
Matematika Mesir merujuk pada
matematika yang ditulis di dalam bahasa Mesir. Sejak peradaban helenistik,
Yunani menggantikan bahasa Mesir sebagai bahasa tertulis bagi kaum terpelajar
Bangsa Mesir, dan sejak itulah matematika Mesir melebur dengan matematika
Yunani dan Babilonia yang membangkitkan Matematika helenistik. Pengkajian
matematika di Mesir berlanjut di bawah Khilafah Islam sebagai bagian dari
matematika Islam, ketika bahasa Arab menjadi bahasa tertulis bagi kaum
terpelajar Mesir.
3. Matematika Cina
Matematika Cina permulaan
adalah berlainan bila dibandingkan dengan yang berasal dari belahan dunia lain,
sehingga cukup masuk akal bila dianggap sebagai hasil pengembangan yang
mandiri. Tulisan matematika yang dianggap tertua dari Cina adalah Chou Pei Suan
Ching, berangka tahun antara 1200 SM sampai 100 SM, meskipun angka tahun 300 SM
juga cukup masuk akal.
Peradaban terdini anak benua
India adalah Peradaban Lembah Indus yang mengemuka di antara tahun 2600 dan
1900 SM di daerah aliran Sungai Indus. Kota-kota mereka teratur secara
geometris, tetapi dokumen matematika yang masih terawat dari peradaban ini
belum ditemukan.
4. Matematika Vedanta
Matematika Vedanta dimulakan di
India sejak Zaman Besi. Shatapatha Brahmana (kira-kira abad ke-9 SM),
menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) yang merupakan
tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan prima,
aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari
seratus ribuan; memberikan metode konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri
persegi yang diberikan, menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat;
mengembangkan tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan pernyataan dan
bukti numerik untuk teorema Pythagoras.
Penemu matematika di Yunani
merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Yunani antara tahun 600 SM
sampai 300 M. Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota sepanjang Mediterania
bagian timur, dari Italia hingga ke Afrika Utara, tetapi mereka dibersatukan
oleh budaya dan bahasa yang sama. Matematikawan Yunani pada periode setelah
Iskandar Agung kadang-kadang disebut Matematika Helenistik.
5. Matematika Yunani
Matematika Yunani lebih
berbobot daripada matematika yang dikembangkan oleh kebudayaan-kebudayaan
pendahulunya. Semua naskah matematika pra-Yunani yang masih terpelihara
menunjukkan penggunaan penalaran induktif, yakni pengamatan yang berulang-ulang
yang digunakan untuk mendirikan aturan praktis. Sebaliknya, matematikawan
Yunani menggunakan penalaran deduktif. Bangsa Yunani menggunakan logika untuk
menurunkan simpulan dari definisi dan aksioma, dan menggunakan kekakuan
matematika untuk membuktikannya.
Sumbangan matematikawan Yunani
memurnikan metode-metode (khususnya melalui pengenalan penalaran deduktif dan
kekakuan matematika di dalam pembuktian matematika) dan perluasan pokok bahasan
matematika. Kata "matematika" itu sendiri diturunkan dari kata Yunani
kuno, μάθημα (mathema), yang berarti "mata pelajaran".
0 Comments:
Posting Komentar