Metode Pembelajaran STAD Dalam Matematika



A.    Pengertian Metode Pembelajaran STAD

Apakah yang dimaksud dengan metode pembelajaran STAD? Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin. Wahyuli (2011) STAD merupakan salah satu metode yang menerapkan prinsip bahwa siswa diminta untuk bekerja bersama – sama dengan teman sebaya. Kerja sama tersebut dalam hal belajar dan bertanggung jawab terhadap teman – teman yang terdapat dalam kelompok dan diri sendiri.
Pendapat lain, Asmawati (2011) menyatakan bahwa STAD merupakan suatu metode pembelajaran yang terdiri dari empat atau lima orang dengan menghubungkan antara pembelajaran dengan keterampilan sosial. Keterampilan sosial ini mengandung unsur akademik. pembelajaran STAD ini diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar bagi siswa, baik secara individu maupun secara berkelompok. Pembelajaran ini meminta siswa agar lebih aktif, inovatif, kreatif, dan kritis terhadap persoalan yang sedang dipecahkan dan untuk mencapai standar kompetensi yang diharapkan.
B.     Adapun langkah – langkah dalam pelaksanaan metode pembelajaran STAD (Wahyuli, 2011), yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.    Presentasi di kelas. Pendidik di minta untuk menyampaikan materi dengan cara ceramah di depan kelas. Presentasi dilakukan dengan menggunakan media audiovisual. Pada tahapan ini, siswa diminta untuk memperhatikan dengan baik, tentang materi yang disampaikan oleh pendidik atau guru.
2.    Belajar kelompok. Kelompok yang disusun terdiri dari 4 sampai 5 orang. Anggota dalam kelompok bersifat heterogen yang dibedakan berdasarkan pada jenis kelamin dan kemampuan dalam hal akademik. Materi yang telah dijelaskan oleh guru atau pendidik, selanjutnya di diskusikan oleh kelompok. Tujuannya untuk di cari pemecahan masalah yang dihadapi. Tugas guru pada tahap ini yaitu mendorong siswa agar terlibat aktif dalam kelompok. Guru perlu untuk meninjau keaktifan dari masing – masing kelompok. Caranya dapat menggunakan pertanyaan, sehingga siswa terdorong untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kelompok harus memberikan dukungan terhadap anggotanya dan memberikan penghargaan sebagai wujud menghargai keberadaan anggota dalam kelompok.
3.    Kuis perlu di adakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru dan dipecahkan dalam suasana kelompok. Siswa perlu memahami setiap materi yang diajarkan oleh guru. Siswa tidak diperkenankan menyontek jawaban dari teman yang lain, sebab kuis tersebut dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman mereka masing – masing.
4.    Peningkatan skor untuk kuis individu. Peningkatan skor dimaksudkan agar siswa mau berusaha untuk memperoleh skor yang lebih baik dengan cara belajar secara maksimal. Setiap siswa dapat memberikan atau menyumbangkan nilai yang diperoleh pada kelompok. Skor awal diberikan pada siswa, kemudian skor – skor yang diperoleh dibandingkan dengan skor hasil dari kuis.
5.    Penghargaan kelompok. Penghargaan terhadap kelompok, akan dapat diperoleh, ketika telah mencapai nilai rata – rata. Artinya apabila nilai rata – rata kelompok mampu mencapai kriteria, maka kelompok akan dapat memperoleh penghargaan. Adapun pembagian dalam penghargaan kelompok, yaitu sebagai berikut.
6.    Kelompok dikatakan dalam kategori yang bagus (Good Team), jika rata – rata nilai kelompok yaitu 15.
7.    Kelompok dikatakan dalam kategori yang hebat (Great Team), apabila rata – rata nilai kelompok yaitu 20.
8.    Kelompok dikatakan dalam kategori yang super (Super Team), jika rata – rata nilai kelompok yaitu 25.

0 Comments:

Posting Komentar