Matematika merupakan ilmu pengetahuan
yang diperoleh dengan bernalar yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat, jelas, dan akurat. Matematika adalah metode dan proses untuk
menemukan dengan konsep yang tepat dan lambang yang konsisten. Matematika
adalah ilmu yang sebaiknya kita pelajari, karena matematika dapat kita temui di
semua bidang study, termasuk saat kita mempelajari ilmu alam atau biologi.
Taukah kalian bahwa matematika itu dapat
berhubungan dengan alam ? dengan mempelajari dasar-dasar ilmu matematika kita
dapat menghitung usia sebuah pohon atau menghitung tinggi sebuah pohon.
Cara menghitung sebuah pohon dapat kita
llihat dengan memanfaatkan gejala biologis yang terjadi pada pohon yang
berkambium tersebut, yaitu dengan menghitung lingkaran tahun atau annual
ring pada batang pohon kayu tersebut. Lingkaran tahun (annual ring)
secara mudahnya dapat diartikan sebagai formasi lingkaran yang ada dalam batang
suatu pohon yang berkambium. Jika kita menebang suatu batang pohon dengan
posisi horisontal, maka kita akan jumpai annual ring dalam batang pohon
tersebut. Semakin banyak pola lingkarannya, maka semakin tua pula umur pohon
tersebut.
Misalnya dalam sebuah pohon terdapat 30
lingkaran tahun yang ada di bekas tebangan. Dari observasi dan nomenklatur ilmu
biologi, bisa diasumsikan bahwa usia pohon tersebut sekitar 15 tahun. Karena
pada satu tahun ada dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan yang
menyebabkan dua pola lingkaran dalam 1 tahun.
Jika kita tidak dapat mempelajari
dasar-dasar ilmu matematika seperti mengenal angka, berhitung, operasi
pembagian, operasi perkalian, dan sebagainya. Kita tidak akan dapat mengetahui
usia pohon dengan cara menghitung lingkaran pohon yang ada pada lingkaran
tersebut.
Selain itu kita dapat
menghitung tinggi pohon tanpa mengukur pohon tersebut dengan menggunakan alat
ukur. Melakukan Penaksiran Tinggi Dengan Metode Perbandingan Segitiga
Dalam menaksir tinggi terdapat berbagai
cara dan metode seperti metode menaksir tinggi dengan menggunakan bantuan
bayangan, metode segitiga siku-siku (45 derajat), dan lain sebagainya. Pada
kesempatan ini kita akan mempelajari menaksir tinggi dengan menggunakan metode
perbandingan segitiga. Metode ini memanfaatkan teori kesebangunan segitiga.
Dengan menggunakan metode menaksir ini, hasil yang didapat akan lebih akurat
serta memudahkan dalan verifikasi ulang ataupun pengecekan kembali (termasuk
penilaian) karena menggunakan rumus yang sistematis.
Namun menaksir tinggi dengan menggunakan
metode perbandingan segitiga ini hanya bisa dilakukan jika kondisi tanah di
sekitar obyek yang ditaksir dalam kondisi datar. Jika kontur tanah miring harus
menggunakan metode yang lain karena hasilnya dipastikan tidak akan akurat.
0 Comments:
Posting Komentar