Semakin banyaknya orang yang
mendambakan kepraktisan mengakibatkan trend penyakit bergerser ke arah tumor
dan kanker. Untuk kanker sendiri, penyebab utamanya adalah zat karsinogenik
yang biasanya terbentuk oleh makanan yang bersentuhan dengan api secara
langsung, banyak dijumpai pada makanan yang dibakar. Ayam bakar dan kawan-kawan
memang lezat, namun kita tetap harus menjaga diri dari penyakit kanker.
Berkembangnya teknologi kedokteran
menjadikan pengobatan kanker yang tadinya menggunakan kemoterapi (yang sakitnya
minta ampun), beralih ke pengobatan dengan high energy inonizing
radiation yang relatif lebih cepat, lebih efektif dan lebih nyaman
(meskipun lebih mahal), salah satunya sinar-X, karena tidak
mungkin tubuh manusia di bongkar pasang.
Lantas, dimana matematika
berperan? Matematika berperan dalam menghitung volume kanker. dan
koordinat-koordinatnya dengan penerapan kalkulus (bisa integral cakram, cincin,
lipat 2, bahakan lipat 3), karena umumnya sel kanker tidak mungkin bebentuk
prisma, tabung, kerucut atau limas yang mudah sekali dihitung volumenya.
Pasca itu dokter spesialis
onkologi radiasi akan menghitung persamaan intensitas laser yang digunakan
(salah hitung bisa bahaya, misal kasus pada kanker payudara, kalau salah beberapa mm saja, atau
intensitasnya kelebihan sedikit ada peluang kena jantung tuh laser, kalau
intensitas kurang, sel kanker mungkin bisa jadi kebal).Memang tidak semua
dokter spesialis onkologi radiasi dibantu oleh ahli dosimetri, yang
matematikanya jago banget,
Buat adik-adik yang masih SMP atau
SMA dan ingin jadi dokter spesialis onkologi jaringan belajar yang rajin, kalau
masih SMP jangan sampai lepas ilmu tentang koordinat kartesius, fungsi kuadrat,
sel dan jaringan, kalau SMA IPA, semua materi turunan dan integral jangan
sampai hilang, pastinya ilmu biologi dan kimia hal wajib paham seorang calon
dokter, terutama yang berhubungan dengan manusia